Langsung ke konten utama

Quarter-Life Crisis Makin Nyata di Usia 20-an: Kenapa Gaji Naik Tapi Tetap Kurang?


Gambar perempuan quarter life crisis duduk di tangga
Ilustrasi Fase Seperempat Abad (unspash.com/Rebbeca Mosca)

Pernah nggak sih kamu merasa gaji selalu kurang, padahal sudah punya pekerjaan tetap dan tiap tahun gaji naik? Tapi entah kenapa, hidup rasanya gitu-gitu aja. Sering capek, bingung, bahkan iri lihat teman seumuran udah punya tabungan, bisnis sampingan, atau sering jalan-jalan ke luar negeri.

Kalau kamu pernah mikir, “Kok hidup gue gini-gini aja ya, padahal udah kerja keras?” Mungkin kamu lagi mengalami yang namanya quarter-life crisis.

Apa Itu Quarter-Life Crisis?

Quarter-life crisis (QLC) atau krisis seperempat kehidupan adalah fase krisis identitas dan arah hidup yang sering dialami di usia 20–30 tahun. Ini bisa meliputi kebingungan soal karier, tekanan finansial, ekspektasi sosial, hingga rasa gagal meski sudah mencapai “standar umum” seperti bekerja atau punya penghasilan tetap. Baca: Memahami Quarter-Life Crisis dan Cara Menghadapinya. 

Menurut survei dari LinkedIn, 75% profesional muda pernah mengalami QLC dengan keuangan sebagai masalah utamanya. Di artikel ini, aku akan bahas kenapa hal ini bisa terjadi

Kenapa Gaji Naik Tapi Tetap Nggak Merasa Cukup?

Gambar perempuan quarter-life crisis duduk di jalanan
Gambaran Frustasi di Quarter-Life Crisis (unsplas.com/Tod Road)

Naiknya gaji ternyata bukan jaminan kamu bisa lebih tenang melainkan bisa menimbulkan rasa lebih stres. Beberapa hal yang nggak kamu sadari jadi alasan kenapa kamu nggak pernah merasa cukup antara lain: 

1.   Saat Biaya Hidup Meningkat, Gaya Hidup Ikut Naik

Saat gaji naik, kamu mungkin mulai pindah kos yang lebih mahal, nongkrong lebih sering, atau beli barang yang dulu cuma bisa kamu lihat di keranjang e-commerce. Tanpa sadar, kenaikan gaji diimbangi juga dengan naiknya pengeluaran. Hal ini bikin kamu stres karena uang yang kamu hasilkan terus habis tak bersisa.

2. Tekanan Sosial Diam-Diam Menguras Dompet

Terkadang, lihat story teman beli mobil, nikah, atau rumah pertama bikin kamu merasa “harusnya aku juga bisa.” Inilah yang akhirnya bikin kamu jadi ikut-ikutan, meski kondisi finansial belum siap. Akhirnya, kamu ambil cicilan mobil dan KPR yang jumlahnya mencekik leher.

3. Cicilan dan Utang Konsumtif

Hati-hati dengan jebakan cicilan. Limit kartu kredit naik, tawaran paylater semakin banyak, dan kamu merasa “toh aku bisa bayar.” Tapi lama-lama cicilan makan 40–50% dari gaji. Hal ini bisa bikin tabungan kamu jadi nol, dan kamu mulai merasa terjebak dalam gulungan cicilan yang nggak berkesudahan.

4.  Karier Stagnan = Rasa Gagal

Salah satu yang bikin kamu merasa gagal afalah karir yabg masih berjalan di tempat. Gaji naik, tapi kamu merasa nggak berkembang. Kerja terasa robotik, nggak ada sense of purpose. Kamu mulai bertanya: “Ini semua buat apa?” Ini bisa terjadi karena kamu berada di pekerjaan yang tidak membahagiakan

Studi Kasus: Gina, 27 Tahun, Gaji 10 Juta tapi Selalu Minus

Berikut adalah contoh kasus seorang perempuan muda yang mengalami quarter life crisis. Gina bekerja sebagai account executive di sebuah startup. Gajinya 10 juta per bulan. Tapi tiap akhir bulan, dia selalu berhutang. Kenapa bisa begitu? Simak penjelasannya berikut ini.

Biaya kos Gina: 2,5 juta rupiah. Ia mengambil cicilam motor: 1,2 juta per bulan. Gina selalu punya waktu untuk ongkrong & makan online dengan anggaran bisa sekitar 2 juta per bulan.

Selain itu, Gina juga belanja impulsif yang menghabiskan 1,5 juta. Oh, jangan lupakan paylaternya yang 2 juta per bulan.

Sisa uang Gina selanjutnya masih digunakan untuk bayar pulsa, token listrik, dan skincare. Alhasil, tabungannya Nol. Gina sering merasa gagal dan kepikiran resign, padahal masalah utamanya adalah pengelolaan uang, bukan pekerjaan.

Gimana Cara Keluar dari Quarter-Life Crisis Versi Finansial?

Gambar sepasang pria dan wanita duduk merenungi nasib
Ilustrasi Pasangan Mengalami Depresi (Unsplash.com/Thuang Do)

Ada beberapa cara keluardari masalah Quarter-Life Crisis Versi Finansial ini, Baca juga Cara Membuat Anggaran Bulanan Simpel dan Efektif

1.  Audit Keuangan Pribadi

Lacaklah semua pengeluaran selama 1–2 bulan. Lalu, bedakan mana kebutuhan, keinginan, dan jebakan sosial. Setelah itu, barulah bisa berubah kalau kamu tahu pola borosnya.

2.   Tentukan Prioritas Finansial (Short vs Long Term)

Kamu punya impian untuk membeli rumah? Nabung untuk nikah? Traveling ke Eropa? Pilih satu-dua tujuan jangka panjang, dan mulai alokasikan dana. Bikin kamu semangat kerja juga.

3.   Bikin Budget Realistis, Bukan Idealis

Nggak usah langsung ekstrem menyisihkan 50% gaji buat menabung. Mulailah dari 10–20% aja untuk tahal awal. Karena yang terpenting adalah konsisten. Ingat, kamu harus sisihkan  dulu di awal sebelim memakai sisanya buat kebutuhan hidup.

4.  Kurangi Paparan “Pemicu Insecure”

Kamu berhak loh untuk ‘mute’ akun-akun pamer di medsos. Ganti dengan mengikuti konten keuangan, self-development, dan orang-orang yang bikin kamu tenang, bukan tertekan.

5.   Mulai ngobrol dengan Orang yang Mengerti

Terkadang, yang kamu butuhkan bukan tips, tapi teman ngobrol. Carilah mentor, komunitas, atau bahkan konselor keuangan agar kamu mulai bisa menata keuangan dan kehidupan kamu.

Quarter-Life Crisis Bukan Akhir Segalanya, Tapi Titik Balik

Fase seperempat hidup ini berat, tapi bukan berarti kamu gagal. Banyak dari kita terjebak antara ekspektasi dan realita. Tapi, kamu nggak sendirian, kok. Selama kamu sadar dan mau bergerak perlahan, kamu bisa keluar dari rasa mentok ini.

Kamu lagi ada di fase seperempat kehidupan yang bikin dompet ikut krisis juga? Ceritain pengalaman kamu di kolom komentar, ya!

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Milenial dan Gen Z dalam Mengelola Uang

Ilustrasi Mengelola Uang (unsplash.com/Firmbee) Pembahasan antara generasi milenial dan Gen Z memang nggak pernah ada habisnya. Kali ini, kita akan bahas bagaimana cara dua generasi ini dalam memandang uang. Meskipun berada dalam satu rentang waktu lahir yang berdekatan, ternyata ada perbedaan milenial dan Gen Z dalam mengelola uang. Setiap generasi ini dipengaruhi oleh teknologi dan budaya yang berkembang saat mereka tumbuh dewasa yang tentunya akan mempengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak termasuk saat mengatur keuangan. Artikel ini bakal ngulik perbedaan penting antara milenial dan Gen Z dalam hal pengelolaan uang, mulai dari gaya hidup konsumtif, kebiasaan menabung, sampai cara mereka berinvestasi. Apa Latar Belakang Perbedaan Milenial dan Gen Z dalam Mengelola Uang? Perbedaan milenial dan Gen Z dalam mengelola uang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, perkembangan teknologi di masa mereka dibesarkan, pengaruh keluarga dan lingkungan, serta pemahaman literasi keuang...

Cara Membuat Anggaran Bulanan Simpel dan Efektif. Anti boros!

Ilustrasi Membuat Anggaran Bulanan (unsplash.com/Sincerely Media) Kamu sering merasa kesulitan mengatur keuangan karena nggak tahu uang kamu ke mana aja setiap bulan? Nah, salah satu cara biar keuangan tetap aman dan nggak berantakan adalah dengan membuat anggaran bulanan. Nggak perlu pusing, artikel ini bakal kasih kamu tips simpel dan efektif tentang cara membuat anggaran bulanan. Kamu yang baru kerja dan dapat gaji pertama pun bisa langsung coba!  Kenapa Harus Membuat Anggaran Bulanan?  Membuat anggaran bulanan sangat krusial untuk menyelamatkan keuangan kamu. Meskipun kamu baru saja bekerja, jangan biarkan euforia gajian jadi ajang hedon yang nggak keruan. Dengan punya anggaran yang jelas, kamu bisa lebih kontrol pengeluaran dan juga menabung untuk kebutuhan yang lebih besar. Ini juga cara yang efektif buat hindari utang dan supaya kamu bisa lebih bijak dengan uang yang kamu punya.  Cara Membuat Anggaran Bulanan  Gambar Uang Logam (unsplash.com/Steve Johnson) Ber...

5 Rekomendasi Aplikasi Budgeting untuk Atur Keuangan Pribadi

Pernah enggak, kamu merasa sudah berusaha hemat tapi pengeluaran tetap tak terkendali? Mengatur keuangan pribadi itu penting banget, apalagi buat kamu yang sudah mulai hidup mandiri. Tapi, kalau enggak hati-hati, bisa-bisa duit habis buat hal yang enggak penting. Nah, untuk kamu yang pengin banget bisa atur keuangan dengan lebih baik, aplikasi budgeting bisa banget jadi solusi. Artikel ini bakal kasih rekomendasi aplikasi budgeting  untuk atur keuangan pribadi kami dengan lebih mudah dan efisien. Kenapa Harus Pakai Aplikasi Budgeting? Sekarang, kamu pasti berpikir, "Memangnya sih harus ribet pakai aplikasi budgeting?" Kamu mungkin berpikir apa hubunganya budgeting dengan pengelolaan keuangan. Budgeting, dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran rutin adalah step dasar pengelolaan keuangan yang sehat. Nah, aplikasi ini sebenarnya bikin hidup kamu jadi lebih mudah karena bisa membantu untuk: Membatasi pengeluaran biar enggak boros. Melihat pola pengeluaran supaya bisa lebih hem...