Langsung ke konten utama

Pay Later vs. Kartu Kredit: Mana yang Lebih Baik? Yuk, Bedah Bareng dan Belanja dengan Bijak!


Gambar Perempuan Sedang Berbelanja
Ilustrasi Belanja (unsplash.com/Arturo Rey)

Di era digital seperti sekarang, belanja online udah jadi bagian dari gaya hidup kita—apalagi buat generasi milenial dan Gen Z. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, skincare, gadget, sampai tiket konser, semua bisa didapat dalam beberapa klik. Nah, dua metode pembayaran yang makin populer adalah Pay Later dan kartu kredit. Keduanya sama-sama bikin kita bisa beli sekarang, bayar nanti. Tapi... sebenernya, mana sih yang lebih baik? Dan lebih penting lagi, gimana cara biar kita tetap bisa bertransaksi dengan bijak sesuai kemampuan?

Yuk, kita kulik satu per satu—tanpa ribet, tapi tetap lengkap.

Apa Itu Pay Later dan Kartu Kredit?

Pay Later adalah metode pembayaran yang memungkinkan kamu untuk membeli barang sekarang dan membayarnya nanti, baik dalam jangka pendek (biasanya 30 hari) atau dengan cicilan beberapa bulan. Layanan ini biasanya ditawarkan oleh platform fintech seperti Kredivo, Akulaku, SPayLater, GoPayLater, dan lainnya.

Sementara itu, kartu kredit adalah produk perbankan yang memberikan limit kredit kepada penggunanya. Kita bisa pakai kartu tersebut untuk transaksi dan baru membayar tagihannya di akhir bulan atau mencicil sesuai tenor.

Sekilas mirip, tapi ternyata banyak perbedaan mendasar yang perlu kamu tahu.

Perbandingan Pay Later vs. Kartu Kredit

Tulisan Pay May Bill
Ilustrasi Pay Later (unsplash.com/Hiroshi Kimura)

1. Proses Pengajuan

·     Pay Later: Cepat dan mudah. Biasanya cukup upload KTP dan isi data pribadi. Bahkan, ada yang bisa langsung aktif tanpa verifikasi ketat.

·   Kartu Kredit: Prosesnya lebih ketat. Bank akan menilai riwayat kredit, penghasilan, dan pekerjaan kamu. Dibutuhkan waktu dan dokumen pendukung.

Pay Later lebih mudah diakses, cocok buat kamu yang belum punya riwayat kredit atau penghasilan tetap. Tapi hati-hati, kemudahan ini juga bisa jadi jebakan.

2. Bunga dan Biaya Tambahan

·      Pay Later: Bunga bervariasi, bisa mulai dari 0% untuk tenor pendek, tapi bisa juga tinggi (bisa sampai 3–5% per bulan tergantung platform dan tenor).

·    Kartu Kredit: Bunga resmi kartu kredit di Indonesia diatur BI, maksimal sekitar 1,75% per bulan. Tapi ada juga biaya tahunan, denda keterlambatan, dan lainnya.

Kartu kredit bisa lebih murah dalam jangka panjang kalau kamu disiplin bayar tepat waktu. Tapi kalau telat bayar? Siap-siap kena bunga dan denda.

3. Fitur dan Promo

·       Pay Later: Banyak diskon menarik khusus pengguna pay later, apalagi di e-commerce. Ada juga fitur cicilan tanpa kartu kredit.

·    Kartu Kredit: Banyak promo eksklusif, reward points, cashback, hingga akses ke lounge bandara atau diskon hotel.

Keduanya sama-sama menarik. Tapi kartu kredit biasanya punya fitur lebih lengkap kalau kamu tahu cara maksimalkannya.

4. Pengaruh ke Skor Kredit

·         Pay Later: Sekarang banyak pay later yang sudah terhubung ke SLIK OJK (dulu BI Checking). Kalau kamu sering telat bayar, bisa memengaruhi skor kredit kamu.

·      Kartu Kredit: Sudah pasti masuk penilaian skor kredit. Penggunaan yang bijak akan bantu kamu di masa depan kalau mau ajukan KPR atau pinjaman lain.

Dua-duanya punya dampak ke skor kredit. Jadi, jangan anggap remeh meskipun cuma telat bayar Rp20 ribu.

5. Kontrol Pengeluaran

·      Pay Later: Karena sangat mudah diakses, godaan belanja impulsif lebih tinggi. Satu klik, barang udah dikirim, tagihan belakangan.

·    Kartu Kredit: Biasanya punya limit yang lebih besar. Tapi kalau gak dikontrol, tagihan bisa bikin dompet megap-megap.

Baik pay later maupun kartu kredit sama-sama bisa bikin kamu overbudget kalau gak bijak. Kuncinya ada di selfcontrol.

Jadi, Pay Later vs Kartu Kredit: Mana yang Lebih Baik?

Ilustrasi E-Commerce (unsplash.com/Shopper sILo)

Jawabannya: tergantung kebutuhan dan kebiasaan finansial kamu.

Kalau kamu masih belajar mengatur keuangan dan penghasilan belum tetap, mungkin pay later yang limitnya kecil bisa jadi pilihan awal. Tapi ingat, jangan tergoda beli barang yang kamu gak butuh cuma karena "bayarnya nanti".

Kalau kamu udah punya penghasilan tetap dan bisa disiplin bayar tagihan, kartu kredit bisa jadi alat yang powerful—apalagi kalau kamu bisa manfaatkan reward dan promonya.

Tapi... big BUT here—baik pay later maupun kartu kredit bukanlah uang tambahan. Ini adalah utang, dan utang tetap harus dibayar. Kalau gak hati-hati, kamu bisa masuk ke lingkaran utang yang bikin stres dan mengganggu keuangan jangka panjang.

 

Tips Belanja Bijak Sesuai Kemampuan

Orang melihat kartu kredit
Ilustrasi Kartu Kredit (unplash.com/Vitaly Gariev)

Nah, sekarang kita masuk ke bagian penting: gimana cara belanja dengan bijak biar gak kejebak utang konsumtif?

Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1.    Buat anggaran bulanan dan patuhi. Jangan belanja berdasarkan mood. Punya anggaran bikin kamu bisa tahu batas kemampuan.

2.  Terapkan aturan 50/30/20. 50% untuk kebutuhan, 30% keinginan, 20% ditabung/investasi. Belanja pakai pay later atau kartu kredit masuk ke bagian keinginan.

3.    Jangan tergiur promo tanpa alasan. Promo bukan berarti kebutuhan. Pikir dulu: “Kalau gak diskon, aku tetap beli gak?”

4.      Gunakan metode ‘tunda 24 jam’. Pengen beli sesuatu? Tunda dulu 24 jam. Kalau besok masih merasa butuh, baru pertimbangkan.

5.    Selalu bayar tagihan sebelum jatuh tempo. Hindari denda dan bunga yang gak perlu. Bayar full kalau bisa, jangan cuma minimum payment.

6.      Utamakan dana darurat, bukan cicilan barang. Barang bisa nunggu. Dana darurat gak bisa.

Kesimpulan: Lebih Baik Hidup Tanpa Utang, Sesuai Kemampuan

Orang membawa tas belanja
Ilustrasi Berbelanja (unsplas.com/Erik Mclean)

Pay later dan kartu kredit bisa jadi alat bantu transaksi yang memudahkan hidup kita. Tapi alat tetaplah alat—kalau gak digunakan dengan bijak, bisa jadi bumerang.

Saran terbaik? Hindari utang konsumtif sebisa mungkin. Belanjalah sesuai kemampuan, bukan sesuai limit kredit. Hidup bebas dari tagihan yang menumpuk akan jauh lebih tenang dan menyenangkan.

Ingat, gak semua yang bisa dibeli sekarang harus dibeli sekarang. Bijaklah dalam mengelola keuangan—karena gak ada promo yang lebih menarik daripada dompet yang sehat dan kepala yang tenang. 😉

Kalau kamu punya pengalaman menarik soal pay later atau kartu kredit, share di kolom komentar ya! Atau ada topik finansial lain yang pengen dibahas bareng? Yuk, ngobrol di blog milenialsavy.com!

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Milenial dan Gen Z dalam Mengelola Uang

Ilustrasi Mengelola Uang (unsplash.com/Firmbee) Pembahasan antara generasi milenial dan Gen Z memang nggak pernah ada habisnya. Kali ini, kita akan bahas bagaimana cara dua generasi ini dalam memandang uang. Meskipun berada dalam satu rentang waktu lahir yang berdekatan, ternyata ada perbedaan milenial dan Gen Z dalam mengelola uang. Setiap generasi ini dipengaruhi oleh teknologi dan budaya yang berkembang saat mereka tumbuh dewasa yang tentunya akan mempengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak termasuk saat mengatur keuangan. Artikel ini bakal ngulik perbedaan penting antara milenial dan Gen Z dalam hal pengelolaan uang, mulai dari gaya hidup konsumtif, kebiasaan menabung, sampai cara mereka berinvestasi. Apa Latar Belakang Perbedaan Milenial dan Gen Z dalam Mengelola Uang? Perbedaan milenial dan Gen Z dalam mengelola uang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, perkembangan teknologi di masa mereka dibesarkan, pengaruh keluarga dan lingkungan, serta pemahaman literasi keuang...

Cara Membuat Anggaran Bulanan Simpel dan Efektif. Anti boros!

Ilustrasi Membuat Anggaran Bulanan (unsplash.com/Sincerely Media) Kamu sering merasa kesulitan mengatur keuangan karena nggak tahu uang kamu ke mana aja setiap bulan? Nah, salah satu cara biar keuangan tetap aman dan nggak berantakan adalah dengan membuat anggaran bulanan. Nggak perlu pusing, artikel ini bakal kasih kamu tips simpel dan efektif tentang cara membuat anggaran bulanan. Kamu yang baru kerja dan dapat gaji pertama pun bisa langsung coba!  Kenapa Harus Membuat Anggaran Bulanan?  Membuat anggaran bulanan sangat krusial untuk menyelamatkan keuangan kamu. Meskipun kamu baru saja bekerja, jangan biarkan euforia gajian jadi ajang hedon yang nggak keruan. Dengan punya anggaran yang jelas, kamu bisa lebih kontrol pengeluaran dan juga menabung untuk kebutuhan yang lebih besar. Ini juga cara yang efektif buat hindari utang dan supaya kamu bisa lebih bijak dengan uang yang kamu punya.  Cara Membuat Anggaran Bulanan  Gambar Uang Logam (unsplash.com/Steve Johnson) Ber...

5 Rekomendasi Aplikasi Budgeting untuk Atur Keuangan Pribadi

Pernah enggak, kamu merasa sudah berusaha hemat tapi pengeluaran tetap tak terkendali? Mengatur keuangan pribadi itu penting banget, apalagi buat kamu yang sudah mulai hidup mandiri. Tapi, kalau enggak hati-hati, bisa-bisa duit habis buat hal yang enggak penting. Nah, untuk kamu yang pengin banget bisa atur keuangan dengan lebih baik, aplikasi budgeting bisa banget jadi solusi. Artikel ini bakal kasih rekomendasi aplikasi budgeting  untuk atur keuangan pribadi kami dengan lebih mudah dan efisien. Kenapa Harus Pakai Aplikasi Budgeting? Sekarang, kamu pasti berpikir, "Memangnya sih harus ribet pakai aplikasi budgeting?" Kamu mungkin berpikir apa hubunganya budgeting dengan pengelolaan keuangan. Budgeting, dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran rutin adalah step dasar pengelolaan keuangan yang sehat. Nah, aplikasi ini sebenarnya bikin hidup kamu jadi lebih mudah karena bisa membantu untuk: Membatasi pengeluaran biar enggak boros. Melihat pola pengeluaran supaya bisa lebih hem...